Jika kita menelusuri Sungai Cibereum, Kalen Dungun dan Sungai Sentig di bagian selatan Desa Cisumur tepatnya di wilayah Dusun Dungunsari, kita akan menjumpai pohon dengan daun dan pelepah berwarna hijau atau coklat seperti pohon Kelapa atau daun Aren pada sisi kiri dan kanan sungai. Tumbuhan ini mempunyai batang yang menjalar di tanah, membentuk rimpang yang terbenam di lumpur, warga setempat menyebutnya dengan pohon Dahon.

Pohon Dahon, atau dikenal juga dengan nama Pohon Nipah, memiliki nama ilmiah Nypa fruticans adalah sejenis palm (palma) yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang surut dekat pantai. Tumbuhan ini sejatinya mempunyai batang yang terendam di bawah lapisan lumpur yang menjalar di bawah tanah dengan tebal batang bisa mencapai 60 cm. Daun Pohon ini dapat tumbuh mencapai 7 meter dan tangkai bunganya dapat mencapai panjang 1 meter. Dengan tekstur kulit pohon yang sangat keras dan berwarna hijau ini akan berubah berwarna coklat ketika pohon Dahon tersebut sudah tua.

Di beberapa lokasi di sepanjang Sungai Cibereum dan sungai-sungai kecil lainnya, keberadaan dan populasi pohon Dahon sudah terancam kelestariannya dikarenakan adanya eksploitasi yang berlebihan dan alih fungsi lahan. Dengan kata lain, fungsi ekologis dari pohon Dahon telah dikalahkan oleh fungsi ekonomi lingkungan setempat. Padahal, sebagai Desa yang berada di daerah pasang surut Pantai Selatan Pulau Jawa ini, Desa Cisumur seharusnya dapat memperoleh manfaat ekologis sekaligus ekonomis dari keberadaan pohon Dahon jika masyarakat diberikan pemahaman yang tepat tentang betapa besarnya manfaat pohon Dahon bagi lingkungan hidup dan juga bagi kegiatan perekonomian.

Menurut situs Wikipedia, tumbuhan ini secara umum ditemukan di sepanjang garis pesisir Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik. Pohon Dahon ini cukup aplikatif, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Seperti jenis Palem pada umumnya, Pohon Dahon ini mempunyai berbagai kegunaan dan manfaat. Tanaman ini berpotensi menjadi penyedia bahan pangan yang cukup banyak mengandung karbohidrat, lemak, protein dan vitamin, selain itu Dahon juga memiliki beragam potensi untuk kebutuhan sehari-hari, seperti bahan bakar, bahan atap rumah, bahan kerajinan danproduk lainnya namun diakui bahwa sampai saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Secara tradisional, daun pohon Dahon merupakan bahan bakar yang baik. Pelepahnya mengandung selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp (bubur kertas), lidinya dapat digunakan sebagai bahan anyaman dan tali.[1]

Manfaat Ekonomi dan Potensi Pohon Dahon

Daun pohon Dahon yang masih muda mirip dengan daun Kelapa, dapat dianyam untuk membuat dinding rumah. Anyaman daun yang muda juga dapat dibuat kerajinan seperti tikar, topi, tas, dan aneka anyaman keranjang lainnya. Daun yang telah tua secara tradisional dipergunakan untuk membuat atap rumah yang daya tahannya bisa mencapai 3-5 tahun.

Di beberapa daerah seperti Pangandaran, Jawa Barat, Dahon dapat juga disadap niranya, yaitu cairan manis yang diperoleh dari tandan bunga yang belum mekar. Nira yang dihasilkan dari Pohon Dahon setiap satu tangkai bunga mampu menghasilkan  3 liter untuk jangka penyadapan selama 3 bulan. Berdasarkan analisis laboratorium, nira segar mempunyai kandungan: Brix 15-17%, Sukrosa 13-15%, Gula Reduksi0,2-0,5% dan abu 0,3-0,7%[2].Nira yang dikeringkan dengan dimasak dipasarkan sebagai Gula Nipah. Sementara itu, dari hasil oksidasi gula Nipah dapat dihasilkan cuka.

Selain itu, Dahon juga menjadi sumber bahan baku etanol yang baik yang dapat dipergunakan sebagai bahan bakar nabati pengganti bahan bakar fosil. Etanol yang dihasilkan pohon Dahon bisa mencapai 11.000 liter/Ha/tahun, jauh lebih unggul jika dibandingkan dengan etanol yang dihasilkan kelapa sawit (5.000 liter/ha/tahun).[3]

Biji buah Dahon yang masih muda dikenal oleh warga setempat sebagai buah Kewel, di daerah lain disebut tembatuk, bentuknya mirip kolang-kaling, buah ini bisa dimakan dan mempunyai rasa yang hampir mirip dengan rasa buah lontar yang segar. Sementara buah Dahon yang tua bisa ditumbuk untuk dijadikan tepung. Manfaat lainnya, di Kalimantan, akar dari pohon Dahon dapat dipergunakan sebagai obat sakit gigi dan sakit kepala.

Manfaat Ekologi

Pohon Dahon mempunyai akar yang kuat sama seperti akar Bakau sehingga bisa menjadi pelindung tanah sekitar pantai maupun sungai yang mampu menahan erosi dan abrasi. Menurut para ahli, pohon Dahon juga termasuk salah satu dari tujuh jenis tanaman yang mampu menjadi penghalang laju Tsunami[4]. Disamping itu, pohon Dahon juga merupakan vegetasi kunci yang dapat menjadi habitat burung.

Khusus untuk ekosistem Sungai Cibereum, Kalen Demang, dan Kalen Dungun di wilayah Desa Cisumur, selain fungsi dan manfaat Pohon Dahon sebagaimana disebutkan di atas, keberadaan Pohon Dahon di tepian sungai dapat menjadi habitat dan pelindung populasi berbagai jenis burung, reptil, dan ikan yang hidup di kawasan tersebut.

[1] Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Nipah

[2] Alrasyid,H. 2001. Pedoman Pengelolaan Hutan Nipah (Nypa fruticans) Secara Lestari. Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam. Badan Litbang Kehutanan. Departemen Kehutanan. Bogor

[3] =1

[4] https://ilmubudidaya.com/jenis-tanaman-yang-dapat-meredam-gelombang-tsunami-jika-ditanam-di-daerah-pantai